Drawing Dasar/Basic Drawing
Menggambar Drawing Dasar/Basic Drawing.
Menggambar, bagi yang merasa masih belum bisa, dirasakan
begitu sangat susah untuk mempelajarinya. Tapi ketika melihat seseorang
menggambar nampak begitu mudah dan menyenangkan saat seseorang itu
mengerjakannya. Terutama melihat hasil akhir dari sebuah karya
gambar/lukisan/produk kita sering terkagum-kagum. Melihatnya bisa juga timbul
keheranan (dan tentu jangan sampai menjadi pening) hanya karena kita terlalu
berpikir keras bagaimana cara membuatnya tapi tak menemukan jawabannya.
Ada
persoalan pola pikir/mind set. Barangkali begini:
Dalam keseharian, pengalaman visual kita hanya terlalu
sering dimanjakan oleh citra visual produk-produk yang sudah jadi. Sangat
jarang kita (mau) berpikir bahwa produk jadi itu juga mengalami proses. Meski
masih dalam tahap pikiran, kita hendaknya melihat dan memahami itu bahwa produk
itu memiliki tahapan proses. Misal saja produk rumah tangga, alat elektronik,
kemacetan, dan lain sebagainya.
Kemacetan? Ya, kemacetan adalah sebuah produk. Bisa jadi itu
hasil akhir atau masih tahap proses untuk hasil akhir yang lebih buruk.
Ketika melihat (atau berada di dalam) kemacetan, kita mengeluh tanpa mencoba
mengurai proses kenapa ada kemacetan. Jika sadar, kita akan tanggap untuk
mencoba berpikir mencari akar-akarnya, tahapan-tahapannya dan lain-lain. Ada banyak kemungkinan;
setiap orang ingin menaiki kendaraan masing-masing (ego besar), bertambahnya
angkutan pribadi, kurang layaknya angkutan umum, tak bertambahnya
infrastruktur, buruknya infrastruktur, kecelakaan mendadak, iring-iringan
pejabat, lampu lalu lintas mati dan kemungkinan-kemungkinan lain. Nah, itu
adalah rangkaian yang ketika berakumulasi menjadi sebuah rentetan proses
timbulnya kemacetan. Ini hanya analogi terkait produk tadi.
Saat melihat produk-produk jadi itulah kita tak berpikir
bahwa produk itu mengalami proses desain yang bisa saja meliputi tahap sketsa,
drawing, sampai pada tahap pembentukan tiga dimensinya dalam bentuk hasil
akhir. Produk telepon genggam, laptop, meja, kursi, juga dibuat berdasar sketsa (pola/rancangan) dan proses seterusnya. Termasuk film, juga ada story board (sketsa adegan yang berbentuk panel-panel bercerita). Kita memang jarang
melihat proses-proses itu, apalagi memang secara umum tak dipublikasikan.
Contoh, seperti belajar mengendarai sepeda, kita akan butuh banyak latihan,
teknik, keseimbangan dan lain-lain. Paling tidak, kita memahami bahwa semua itu
memiliki proses. Dan tentu kita akan mengalami proses untuk bisa
menggambar.
Ada masalah pemahaman pola pikir kita yang barangkali
sering luput bahwa seakan semuanya tak memiliki proses. Ini bisa dikarenakan seringnya kita disuguhi citra visual akhir yang memukau. Yang terpenting lagi
kita memang senang dan mau melakukannya. Karena senang itulah kadang-kadang
kita lupa bahwa kita sedang berproses. Kita begitu menikmatinya.
Itu soal pola pikir, selanjutnya diharapkan menikmati proses yang menyenangkan itu.
Contoh gambar di atas adalah menggambar bentuk.=> Pemahaman alat. Sketsa, perspektif, pemahaman pencahayaan, arsir, dimensi, dan lain-lain. Untuk gambar lebih besar/detil dari coret-coretan ini bisa klik di sini: GAMBAR.
Lalu bagaimana prosesnya? Alat bisa berupa apapun; pensil, bolpen,
kertas, karton, dan lain-lain. Alat itu hanya medium, gunakan apa yang kita
punya. Tidak punya apa-apa? Maka itu keuntungan kita untuk terus berpikir
bagaimana caranya untuk membuat sesuatu menjadi alat kita. Jika kita punya
beberapa, kita bisa gunakan beberapa alat itu.
Kita bisa memulai dengan menggores-gores sederhana, entah
bentuk apapun. Nikmati pengalaman menggores itu. Nikmat, apanya yang nikmat?
Kita bisa mempermainkan tekanan ringan, sedang, dan kuat saat menggores. Juga, mempermainkan
kecepatan, sedang dan lambat guratan-guratan itu. Termasuk pula gaya memegang alat itu.
Kita lakukan terus menerus. Kita bisa amati dan pelajari garis dan
coretan-coretan itu lalu bandingkan pada saat kita menggores. Termasuk goresan
dari penggunaan alat yang berbeda itu. Ketika tekanan goresan dikuatkan, maka
hasilnya akan berbeda dengan saat menggores dengan tekanan ringan. Itu akan
membentuk pendapat/kesimpulan sederhana kita tentang dunia gores-menggores dari
pengalaman sederhana itu. Sampai disini, kalau kita menikmatinya, kita sudah
mulai lupa bahwa kita sedang mencapai satu tahapan proses.
Selanjutnya kita bisa menggambar benda-benda di sekitar
kita, tentu bisa dengan bentuk sederhana. Kita amati dan mencoba pahami
bentuknya, mana yang lebih gelap, mana yang lebih terang dan seterusnya.
Minimal setiap hari kita mencoba membuat goresan-goresan. Kita terapkan seperti
tiap kali kita makan setiap hari.
Dari penggunaan alat yang berbeda itu akan memberi kita
kesimpulan-kesimpulan sementara yang sederhana. Itu bisa terkait dengan
karakteristiknya. Alat-alat/medium berbeda itu dibuat dengan bahan berbeda pula
sehingga berkemungkinan besar akan menghasilkan efek yang berbeda pula.
Dibuat dengan menggunakan pensil, charcoal, dan pastel di kertas bertekstur. Lalu adakah perbedaan karakteristik material itu? Yang berwarna itu seperti kapur adalah pastel, sementara yang hitam pekat dan lunak adalah charcoal, dan garis-garis dengan kehitaman sedang dan sedikit mengkilat adalah pensil EB (setara dengan 7B). Untuk gambar lebih besar bisa klik kanan pada gambar, lalu pilih "Open Link in New Tab".
"Drawing" diartikan sebagai "gambar/menggambar". Namun, dalam terminologi kesenirupaan "drawing" tak sekadar sebagai gambar, namun ia menjangkau lebih dari sekadar "gambar" itu. Drawing merupakan salah satu bentuk ekspresi seni rupa yang menggunakan (sejumlah) alat gambar dengan yang berkaitan dengan goresan garis dan bidang. Alat gores ini biasanya berupa pensil grafit (karbon, salah satunya secara umum dikenal jenis pensil B=Black (2B, 3B, 4B dst.), HB=Hard Black dan lain-lain), tinta dan pena, charcoal, kapur, pastel, akrilik, penghapus dan beberapa lainnya. Selain itu material yang lain untuk medium drawing biasanya kertas, karton, kanvas, plastik, papan kayu dan lainnya.
Sementara itu terlebih dulu, selanjutnya bisa disumbang lagi, eh disambung lagi.
Comments
Post a Comment