Metafora Tanda - Sapi dan PKS

Gambar semacam ini kemudian tak berarti bahwa dia adalah manusia setengah hewan (sapi) dalam arti yang sesungguhnya, yaitu makhluk hidup berbadan setengah manusia dan setengah hewan. Sama seperti dalam kalimat yang mengandung metafora atau perumpamaan lain, kita tak bisa memaknai kalimat itu apa adanya. Juga kalimat-kalimat pengandaian, perbandingan analogi lainnya. Pembubuhan atau pemuatan penanda-penanda itu cara "nakal" untuk membuat sesuatu menjadi satire. Dan itu mempermainkan logika kita, maka kita tak bisa hanya cuma mengandalkan logika matematis linier untuk mencapai ke dalam titik makna atau tafsir atas apa yang diketengahkan. Jika masih tetap ngotot menggunakan logika semacam itu maka logika akan menolaknya dan di situlah awal mula kematian tafsir. 
***
Logika kita adalah logika berpikir. Logika kita tak sekedar logika matematis, tapi lebih dari itu yang bahkan bisa menembus dan mencapai ruang-ruang yang tak nampak menjadi seakan nampak lebih "liar" dan dapat dihadirkan pula di sana yaitu ruang imajinasi. Dalam hal ini, membaca tanda, logika berpikir kita sudah melampaui dari hanya sekedar proses logika linier matematis dalam mengenali dan menentukan bahwa tanda ini dan itu adalah ayam, burung, batu, kendaraan, manusia, pohon dan lain-lain. Namun, ia mencoba dengan kekuatan berpikirnya yang mampu berimajinasi untuk mulai merasuk dan mengintip apa sebenarnya di balik penanda itu. Ia mengkait-kaitkan maksud dari hubungan penanda dan yang ditandai. Pada tataran keterkaitan makna (maksud) inilah logika matematis muncul kembali karena ada kemunculan hubungan sebab-akibat sebagai bagian dari logika berpikir matematis.
Logika berpikir seharusnya logika yang terus menerus mencari, menggali dan menemukan sesuatu. Dan, logika berpikirlah yang bahkan menemukan logika matematis yang bahwa selalu terus menerus 1 + 1 = 2 atau api memang panas dirasakan. Atau jika kulit tergores dan luka, maka logika matematis akan mengatakan terasa sakit. Logika berpikir mencipta sesuatu dalam ruang kerjanya; imajinasi. Tak sampai di situ logika berpikir terus menerus mencari dan menemukan yang lain. 
Selamat berpikir dan berkreasi!

Comments

Popular Posts