INDONESIA CARTOON CARICATURE MUSEUM

1. PRAMONO
Pagi 13 maret 2008 tak seperti pagi biasanya. Di Ngurah Rai terik matahari menyengat. setiap pagi atau bahkan seharian saya jarang menikmati sinar matahari. lebih banyak di kamar dan tentu saja tidur.

Beberapa nomor kontak aku hubungi. Mas Darminto, budayawan juga penulis dan tentu seorang kartunis menyarankan aku datang langsung ke Sunset Road 85, nama jalan. Di sana aku akan ketemu mas Fahmi, salah seorang yang bertugas di museum.

Sunset Road. Berkendara menggunakan taksi 15 menit dari bandara. "pak, tolong ke sunset road ya. nomor 85." Saya bayar 6o ribu rupiah.

Jalanan tak terlalu padat, kontras dengan Jakarta sehari-hari. Mendekati Sunset Road 85, sepanduk berderetan. Ada putih, kuning, merah, juga hitam dengan tulisan dan gambar kontras. "CARTOON FOR PEACE." Begitu bunyi tulisan itu, juga gambar kartun dengan tangan terentang dan pena di mulut. Terbang.

Tepat di Sunset Road no 85 terpampang tulisan MUSEUM KARTUN INDONESIA.

Spanduk-spanduk dengan warna menyolok mata berjejer. Persis bendera-bendera orang kawinan di kampung-kampung. beberapa motor dan mobil diparkir di depan gedung. Pagi itu masih sepi, beberapa orang jalan kesana kemari membereskan pekerjaannya.


Ada gong, gamelan jawa, batang pohon pisang, dan deretan alat permainan di saung, orang semarang menyebutnya joglo. "Nanti malam akan dipentaskan wayang kartun," kata salah seorang yang aku temui. Wayang kartun, bahannya tak beda dengan wayang kulit. Ki Bagong Subardjo dalangnya, seorang kartunis dari Jogja.

mbak, mas Fahmi ada?

Sayang, malam itu aku tak sempat nonton pertunjukannya. Lebih banyak nguping sambil ngobrol dengan kartunis-kartunis kawakan. Pak GM (GM Sudharta), Pak Dwi Koen, Pak Pram, Pak Pris,

BERSAMBUNG....

2. JANGO3. PRIS

Comments

Popular Posts