Gempa itu di sana

Pagi tadi aku duduk di depan komputer melanjutkan tulisan TA ku yang masih amburadul.
Masih pagi. Pukul 06:50. tiba-tiba kepalaku terasa pusing. Aku lihat dinding kamar itu bergerak, bergoyang. Aku juga lihat kartu nama yang digantung pinggir jendela itu bergetar. Gempa. Ya gempa. Pikiranku langsung menyimpulkan.
Aku masih duduk di kamar itu. Aku pikir itu hanya sebentar. Tapi pandangan mata ini terasa semakin tak karuan. Aku segera bergegas ke kamar lain. Temanku yang baru saja mandi dan duduk di depan komputer itu pun bilang. Ada gempa ya.
Kini aku merasakan bahwa itu memang benar-benar gempa. Daun pintu yang aku berdiri di dekatnya benar-benar bergoyang. Aku harus membangunkan yang lain. Keadaan di luar masih tertutup kabut.
Tw, kamu gimana, tadi ada gempa. Apa merapi meletus lagi?
Dua menit setelah kejadian itu aku langsung kirim kabar ke seorang teman di klaten. Setengah jam kemudian di stasiun tv swasta langsung breaking news, live. Aku menontonnya.
Tw, ternyata yang gempa di kulonprogo. Bukan merapi yang meletus. Kamu gimana, nggak apa-apa?
Dari berita itu aku langsung kabari temenku itu. Sayang sekali kabar kedua yang aku kirim gagal. Aku pun mencoba kabari endru yang ada di jogja. Namun sayang pesan tak terkirim. Aku mencoba hubungi dia lewat telpon, pun tak ada koneksi jaringan.
Aku baru dapat balasan bahwa tw sedang ada di pengungsian, rumahnya roboh juga rumah-rumah lainnya.
Sms dia begini.
Ak gk tau.tp klihtnya bkn dr gn mrp. Ak lg ngungsi,soalny hmpr smua smh ddsa ak rubuh,trmsk rmhku,tp alhdlah semua kel slmt,cm lk2 sek drs.
Sender:
Tw
+6281xxxxxxxxx
Message center:
+62818445009
Sent:
27-May-2006
11:34:20
Begitu balasnya. Aku tertegun membacanya. Ada tak bisa menyembunyikan perasaan bahwa aku terluka. Aku hanya diam. Berdo’a.
Sms itu ada di hpku pukul 11. aku buka sms itu pukul setengah tiga sore. Maklum aku baru tidur jam 08:30 dan bangun jam setengah tiga sore.
Jam 4 sore aku pergi makan dan mampir di warnet. Temenku yang kerja di hellomotion, sebuah studio animasi di ibu kota, pun sedih. Pasalnya bagian belakng rumah eyangnya di jogja roboh. Untung keluarganya ada di malang. Sore itu aku chatting dengannya.
Aku masih menghawatirkan endru. Aku coba hubungi dia beberapa kali namun tak juga ada tersambung. Justru pukul satu malam ini aku baru mendengar suaranya. Ia berbicara padaku di seberang sana
“Aku nggak apa-apa, sekarang aku ikut temenku cowo-cowo. Kos-kosanku roboh. Aku masih tidur. bangun tidur itu aku nggak langsung keluar. pas keluar ituh di jalan udah banyak orang. Banyak yang ninggal. Tapi aku nggak apa-apa.”
Harapanku bahwa ia selamat jika ia masih di sana terjawab. Terjawab tapi dengan kesedihan.
Begitu jawab dia saat aku tanya bagaimana keadaannya.
Begitulah.
Syukurlah.
Tapi bagaimana dengan endru-endru, tw-tw, eyang-eyang yang lain? Aku tak tega menyaksikannya di tv-tv itu.
Minggu dini hari 28 mei 2006

Comments

  1. hai Toni, salam kenal ya. makasih ya dah mampir :)

    ReplyDelete
  2. oh ya.... salam kenal jga linda.....

    iya nanti mampir lagi kok heheh..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts